REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasubdit Malaria Direktorat Pencegahan Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan RI, Nancy Dian Anggraeni mengungkapkan Kemenkes telah memberikan penanganan terkait status Kejadian Luar Biasa (KLB) Malaria di Lombok. Salah satunya adalah dengan memberikan larvasida.
Larvasida ini dilakukan dengan tujuan membunuh larva-larva nyamuk Anopheles yang menyebabkan malaria. Nancy menjelaskan, larvasida ditaburkan di lokasi-lokasi yang sebelumnya teridentifikasi malaria.
"Dari Dinas Kesehatan setelah identifikasi juga melakukan pemberian larvasida. Itu kemudian masih ditindaklanjuti dengan menyisir ke tempat lain yang masih ada pengungsian," kata Nancy, di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Senin (17/9).
Ia mengatakan, munculnya banyak pengungsi terjangkit malaria karena kebiasaan tidur di luar karena masih trauma akan gempa. Di sekitar kawasan pengungsian juga ditemukan sejumlah genangan air yang terdeteksi larva nyamuk Anopheles.
"Ini memang efektif untuk membunuh larva nyamuknya, sehingga tidak akan berubah jadi nyamuk dewasa," kata Nancy menjelaskan.
Ia menjelaskan sistem pengamatan yang dilakukan Kementerian Kesehatan. Nancy memaparkan, selama satu bulan dimulai dari kasus pertama ditemukan. Selama itu apakah ditemukan perubahan atau tidak.
"Selama itu kalau ada kasus satu kita cari, apakah rentetannya masih sama atau ada yang baru lagi," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat telah menetapkan satu kecmatan di wilayah tersebut, yakni Kecamatan Gunungsari mengalami KLB malaria sejak Rabu (12/9). Kecamatan tersebut menjadi satu-satunya yang merupakan daerah KLB malaria di Lombok.
https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/09/18/pf8qgj368-tangani-malaria-kemenkes-taburkan-larvasida-di-lombok
No comments:
Post a Comment