REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti perkumpulan untuk pemilu dan demokrasi (Perludem) Heroik M Pratama menilai keberadaan milenial dalam konstelasi politik sangatlah penting. Oleh karena itu ia menilai penting bagi Partai Golkar untuk memilih calon ketua umum yang merepresentasikan kelompok milenial.
"Saya kira penting ini bukan hanya untuk Golkar tapi untuk seluruh partai, karena ada demand side-nya dalam konteks milenial kita," kata Heroik di Cikini, Jakarta, Sabtu (22/6).
Menurutnya partai berlambang beringin tersebut harus membuka diri di tengah konteks demografi pemilih. Apalagi jumlah pemiih milenial cukup banyak, sehingga seluruh partai politik harus menyesuaikan dengan situasi kebutuhan pemilih yang ada.
"Bagi mereka yang tetap mempertahankan, saya kira ada mekanisme reward and punishment dalam artian ketika mereka mampu menyesuaikan dengan konteks program kebijakan yang ditawarkan untuk milenial termasuk orang-orang di struktur organisasi partainya dia mendorong kehadiran milenial itu, saya kira bisa meningkatkan elektabilitas dari parpol itu sendiri," jelasnya.
Ia menambahkan, hal itu dibuktikan bagaimana ketua umum sejumlah partai politik seperti ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan mantan ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M Romahurmuziy ketika itu memframing dirinya seolah-olah sebagai bagian dari kelompok milenial. Meskipun dari klarifikasi umur, mereka sudah tidak dikategorikan milenial.
Heroik menggambarkan hubungan antara pemilih milenial dan partai yang mengakomodasi kepentingan milenial seperti teori ekonomi supply dan demand. Banyaknya pemilih milenial bisa diartikan sebagai permintaan (demand), sedangkan di sisi supply-nya adalah bagaimana partai politik mampu memenuhi tawaran program dan kebijakan yang ditawarkan kepada milenial yang punya karekter khusus itu sendiri.
Politikus senior Partai Golkar Yorrys Raweyai menguraikan sejumlah kriteria yang harus dimiliki calon ketua umum Partai Golkar. Beberapa diantaranya yaitu memiliki kepemimpinan yang baik, visioner, serta mau bekerja kolektif bukan individual. Selain itu ketua umum Partai Golkar ke depan juga diharapkan memiliki jiwa milenial.
"Oh iya pasti, Itu fenomena global," ungkap Yorrys.
https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/pthsmb335/pengamat-ketum-golkar-harus-representasikan-milenial
No comments:
Post a Comment