REPUBLIKA.CO.ID, AUCKLAND -- Selandia Baru memutuskan untuk melarang impor buah labu-labuan dari Australia untuk sementara waktu, kecuali yang berasal dari Queensland. Hal itu setelah ditemukannya virus tanaman dalam pengapalan buah semangka dari Australia.
Buah labu-labuan atau dalam bahasa Inggris cucurbit meliputi buah seperti semangka, zucchini, timun, dan labu.
Pihak berwenang Selandia Baru mengukuhkan ditemukannya virus Cucumber Green Mottle Mosaic Virus (CGMMV) dalam pengiriman semangka dari Northern Territory dua minggu lalu. Negara itu menerapkan larangan impor mulai 20 Agustus.
CGMMV adalah virus yang hidup di tanaman labu-labuan namun tidak berbahaya bagi manusia. Virus tersebut pertama kali dideteksi di kawasan Katherine di Northern Territory pada 2014, yang hampir saja menghancurkan industri semangka bernilai 60 juta dolar AS. Sejak itu sudah juga ditemukan di pertanian di Queensland dan Australia Barat.
Dianne Fullelove dari Asosiasi Melon Australia mengatakan buah yang terkena virus di Selandia Baru tersebut berasal dari pertanian di Northern Territory yang juga memiliki CGMMV pada 2014. "Virus ini sudah sekali diberantas dari tanah ketika sudah berada di dalam kawasan pertanian jadi menyedihkan bahwa pertanian itu masih memiliki virus tersebut." kata Fullelove.
Mulai Rabu buah-buahan dari Queensland, yang sudah dinyatakan bebas dari virus diizinkan masuk kembali ke Selandia Baru.
Fullelove mengatakan Kementerian Industri Utama Selandia Baru setuju dengan pengecekan biosekuritas yang dilakukan Australia. "Seluruh petani labu-labuan diminta untuk mendaftar ke badan biosekuritas dan ekspor Australia, dan pertanian mereka akan dinyatakan bebas CGMMV, karena adanya pemantauan pergerakan yang sudah dilakukan di Queensland." kata Fullelove.
"New South Wales dan Victoria akan mengumpulkan data untuk pemantauan yang mereka lakukan selama beberapa tahun terakhir, sehingga petani dari negara lain juga akan mendapat sertifikasi ketika mereka mulai menanam buah-buahan tersebut."
Namun, Australia dan Selandia Baru berbeda pendapat mengenai bagaimana CGMMV ini bisa menyebar. Pihak biosekuritas Australia beranggapan bahwa tanaman dan tanah di mana tanaman itu tumbuh yang bisa menyebarkan virus, sementara Selandia Baru menyebutkan buahnya sendiri juga bisa menyebarkan virus. Karenanya, buah-buahan asal Australia tidak dicek dulu sebelum diekspor.
Fullelove mengatakan industrinya sekarang berusaha bekerja sama guna memastikan perdagangan buah labu-labuan dengan Selandia Baru bisa normal secepat mungkin. "Selandia Baru adalah pasar ketiga, hampir kedua terbesar bagi semangka, jadi kami berharap untuk mempertahan perdagangan dengan Selandia Baru."
https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/abc-australia-network/18/08/29/pe80oa382-labu-australia-dilarang-masuk-selandia-baru
No comments:
Post a Comment